 |
Sumber: Suryamalang/Sri Wahyunik |
Sebuah pemberitaan yang tak ada EDITORNYA di media Online yang ditulis oleh Sri Wahyunik, Editornya ternyata ada namun penulisannya tetap tidak ada perubahan. Bagi anda mahasiswa bisa menggunakan tulisan ini sebagai bahan skripsi atau penelitian. Lanjutkan baca dan cari apa yang janggal dalam penulisan pemberitaan ini.
==========================================================
Mahasiswa NTT dan Maluku Bentrok,
PolisI Jaga Ketat Kampus Universitas Kanjuruhan Malang
Jumat, 20 November 2015 21:33
SURYAMALANG.COM, SUKUN - Polisi menjaga tiga
titik di Unniversitas Kanjuruhan Malang (Unikama), Jumat (20/11/2015) malam.
Polisi disebar di tiga titik, yakni di Jalan Keben belakang kampus Unikama,
dalam kampus, dan Jalaaan Supriadi jalan raya di depan kampus.
Sebab kedua kelompok awalnya muncul darI Jalan Keben (kelokpok Ambon) an
Jalan Supriadi (kelompok Sumba Timur).
"Malam inI kami jaga, pasukan disebar di tiga titik," ujar
Wakapolres Malang Kota Kompol Dewa Putu Eka kepada SURYAMALANG.COM.
Dewa tidak menyebut jumlah pasukan. Pasukan yang berjaga juga dipersenjatai
laras panjang.
Dewa mmenambahkan pihaknya juga sedang mencari akar persoalan kedua
kelomppok yang tawuran itu. "Sedang kami cari akar masalaahnyaa,"
lanjut Dewa.
Dua kelompok yang beraasal dari Sumba Timur NTT dan Ambon, Maluku tawuran
di kampus Unikama. Mereka saling lempar batu daan parang. Saat tawuran,
mereka juga membunyikan nyanyian mulut seperti layaknya ketika perang suku.
Tawuran yang terjadi pekan tadi merupakan tawuran
kedua sehari ini. Pagi sekitar pukul 03.00, kedua kelompok itu juga sudah
bentrok.. Polisi sempat berjaga sekitar kampus hingga pukul 07.00.
"Tadi sempat aman, terus petang taadi bentrok lagi. Sama antar kelompok
yang tadi pagi," ujar Dian, seorang mahasiswa Unikama.
Kedua kelompok juga saling lempar bbatu. Akibatnya bebatuan terlihat
berserakan di Jalan Keben dan halaman kampus Unikama. Bebatuan itu seukuran
kepalan tangaan orang dewasa.
BREAKING NEWS : Mahasiswa NTT dan Maluku Bentrok,
Ada yang Bawa Parang
Jumat, 20 November 2015 20:33
SURYAMALANG.COM, SUKUN - Tawuran antarmahasiswa
terjadi di Universitas Kanjuruhan Malang,
Jumat (20/11/2015). Tawuuran terjadi sekitar pukul 17.35 hingga buubar pukul
18.35 malam
Dari informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, tawuran teerjadi antara
kelompok mahasiswa dari Sumba Timur Nusa Tenggara Timur (NTT) dan
Ambon, Maluku. Tawuran terjadi di Jalan Keben yang terletak di utara kampus
Unikama.
Satu kelompok datang dari ujung jalan di depan gerbang utara Unikama dan
satu kelompok dari sisi barat. Kedua kelompok saling ejek sampai akhirnya
bentrok.
Ketika bentrok, kelommpok Sumba Timur mengeluarkan parang. Kelompok dari
sisi barat akhirnya semburat berlarian. Beberapa saat kemudian kelompok dari
sisi barat yang teridentifikasi kelompok Ambon mengumpullkaan bala bantuan.
Kedua kelompok kemudian kembali bentrok di sekitar Jalan Keben. Kedua
kelompok saling lempar batu dan parang.
"Kayak perang, lempar-lempar batu da parang. Banyak yang bawa
parang," ujar Sudarmaji, penjual minuman di Jallan Keben.
Tawuran reda ketiika polisi tiba sekitar pukul 18.35 sekitar adzan Isya'.
Mahasiswa semburat berlarian ketika polisi datang.
Ngeri, Mahasiswa Saling Lempar Batu dan Parang di
Universitas Kanjuruhan Malang
Jumat, 20 November 2015 20:57
SURYAMALANG.COM, SUKUN - Tawuraan antar mahasiswa
di Universitas Kanjuruhan (Unikama) memmbuat kaca gerobak minuman milik
Sudarmaji pecah. Begitu juga sebuah gelas di rombong tersebut.
Kaca pecah akibat terkena lemparan batu saat mahasiswa
tawuran.
"Kena lemparan batu. Saya, ya takut juga tadi, anak sekitar 50 lawan 50
yang tawuran.
Saling lempar batu dan parang," ujar Sudarmaji.
Meskipun dicekam takut, Sudarmaji tetap bertahan di balik gerobaknya. Ia
tidak sampai menjadi sasaran lemparan batu namun sebuah lemparan batu mengenai
kaca gerobak minumannya.
"Saya juga telepon polisi," katanya.
Sekitar pukul 20.30, situasi sudah kondusif. Bebatuan terlihat berserakan di
Jalan Keben, juga di halaman kampus Universitas Kanjuruhan Malang.
Polisi juga masih menyisir sekitar kampus untuk mencari senjata tajam dan
meendeteksi gerombolan massa.
Tawuran terjadi antarakelompok mahasiswa
dari Sumba Timur Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Ambon, Maluku. Tawuran terjadi
di Jalan Keben yang terletak di utara kampus Unikama.
Inilah Poin Kesepakatan Antara Dua Kelompok
Mahasiswa yang Bentrok Jumat Malam
Sabtu, 21 November 2015 18:19
SURYAMALANG.COM, SUKUN - Dua kelompok mahasiswa
yang bentrok di Universitas Kanjuruhan Malang
(Unikama) akhirnya didamaikan, Sabtu (21/11/2015).
Kesepakatan damai melibatkan dua kelompok pemuda dari Sumba Timur, Nusa
Tenggara Timur (NTT) dan Ambon, Maluku, senior kedua kelompok pemuda itu, pihak
rektorat Unikama dan Kepolisian Resor Kota Malang.
Wakapolres Kota Malang Kompol Dewa Putu Eka memfasilitasi proses perdamaian
tersebut.
Kepala Bagian Operasional Polres Malang Kota Kompol Sunardi Riyono
mengatakan, kedua kelompok membuat kesepakatan damai di atas kertas, berjanji
untuk tidak mengulangi perbuatan mereka.
Poin kesepakatan itu adalah tidak mengulangi perbuatan mereka, dan
teman-teman dalam masing-masing kelompok tidak saling membalas dendam.
Bentrokan mahasiswa di kampus yang berada di Kecamatan Sukun itu
bukan sekali ini saja terjadi. Hal ini pula yang membuat pihak kampus akan
memformulasikan cara untuk menghindari peristiwa serupa terjadi di masa
mendatang.
Rektor Unikama Pieter Sahertian kepada SURYAMALANG.COM mengungkapkan
keheranannya atas peristiwa itu. "Kampus kami ini dikenal sebagai kampus
multikultural, tetapi peristiwa seperti tadi malam beberapa kali terjadi. Atas
dasar itulah, kami akan mencari formula agar peristiwa itu tidak terulang
lagi," ujar Pieter, Sabtu (21/11/2015).
Seperti diberitakan, Jumat (20/11/2015) malam, dua kelompok pemuda dari
Sumba Timur dan Ambon terlibat bentrok di sekitar kampus Unikama.
Peristiwa itu dipicu hal sepele. Seorang dari daerah Ambon disuiti oleh
pemuda dari Sumba Timur.
Kedua kelompok saling lempar parang dan batu. Mereka baru bubar setelah
dihalau pihak kepolisian. Paska bentrok itu, bebatuan tergeletak di sejumlah
titik baik di sekitar kampus ataupun di halaman kampus.
Polisi menyita tiga buah parang dan sebuah rantai dalam peristiwa itu. Parang
ditemukan tergeletak di lokasi bentrok, tetapi pemiliknya sudah kabur sehingga
polisi tidak menangkap pemilik parang itu.
==========================================================
Sobat semua ternyata nama editornya Fatkhulalami apa yang
sebenarnya terjadi. Akankah terulang pada artikel yang lainnya. Coba anda
cermati dan baca perlahan. Seharusnya media bukan hanya memberikan berita namun
juga mengajarkan kita bagaimana menulis yang baik.
Salam Super
Sumber: Suryamalang.com