Selasa, 05 Juni 2012

Pembelajaran Inkuiri

Abstrak
Tujuan dari pembelajaran setidak-tidaknya seorang guru menanamkan tiga domain, yakni, kognitif, afektif dan psikomotor dan ketiga domian itu secara langsung akan tertanam pada setiap siswa yang mengikuti suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, yang paling mendasar di pafami oleh guru adalah melatih siswa untuk berpikir, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu bukan merupakan tujuan pendidikan yang baru. Demikian pula halnya dengan strategi pembelajaran penemuan, inkuiri atau induktif. Inkuiri, pada tingkat paling dasar dapat dipandang sebagai proses menjawab pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan pengamatan. Siklus inkuiri terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama-sama dengan teman lainnya. Mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berpikir kritis

Kata kunci: Model, Pembelajaran, Inkuiri.

Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.

Sastra Bandingan Novel dan Film

TRANSFORMASI MEDIA NOVEL DALAM MIHRAB CINTA
KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY KE FILM



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kehidupan kita bertumpu pada tiga nilai yaitu nilai logika nilai etika dan nilai estetika. Nilai logika berbicara tentang benar-salah, nilai etika berbicara tentang baik-buruk dan nilai estetika berbicara tentang indah-tidak indah. Logika diatur oleh agama, etika diatur oleh norma dan estetika diatur oleh art (seni). Agama dibuat atau ditentukan oleh Tuhan. Ketentuan tersebut tidak dapat dibantah kebenarannya. Norma dibuat oleh sekelompok orang untuk kepentingan kelompok tertentu. Antara satu kelompok dengan kelompok lain norma yang berlaku berbeda-beda bergantung pada kelompok tersebut. Sedangkan seni dibuat oleh masing-masing individu tetapi hasilnya dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa batas ruang dan waktu. Hikayat Hang Tuah adalah salah satu hasil seni dari seseorang. Karya Hang Tuah adalah hasil karya seorang sastrawan sebelum Indonesia merdeka. Namun hasil karya ini masih bisa di nikmati waktu sekarang dan seterusnya juga oleh setiap siapa saja di dunia ini. Inilah bukti nyata bahwa seni adalah hasil karya seseorang yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Dalam sejarah peradaban manusia telah bermacam-macam wujud, jenis dan bentuk seni yang dibuat.  Di antara yaitu seni lukis, seni pahat, seni ukir, sastra dan film. Untuk kepentingan penelitian ini seni yang akan peneliti singgung adalah seni Sastra dan film. Sastra dan film merupakan dua jenis seni yang berbeda. Sastra menggunakan bahasa sebagai media pengantarnya sedang film menggunakan audio visual sebagai pengantarnya. Namun, perbedaan tersebut bukan berarti antara sastra dan film tidak bisa disatukan. Salah satu cara penyatuannya yaitu dengan mengngkat cerita novel menjadi sebuah film, atau bahasa sederhananya yaitu nofel difilmkan. Kasus semacam ini sudah banyak dilakukan oleh industri perfilman di dunia. Di ataranya yaitu film Harry Potter dari novel Harry Potter, film Twilligt dari novel Twilligt, film The Lord of the Rings dari novel The Lord of the Rings film The Shawshank Redemption dari novel The Shawshank Redemption, film Roro Mendut dari novel Roro Mendut, film Laskar Pelangi dari novel Laskar Pelangi, film Wanita Berkalung Sorban dari Wanita Berkalung Sorban,dan lain-lain. Dan akhir-akhir ini karya-karya Habiburrahman El Shirazy juga banyak di angkat menjadi sebuah film. Yang sudah beredar diantaranya yaitu film Ayat-ayat Cinta yang diangkat dari novel Ayat-ayat Cinta,film Ketika Cinta Bertasbih I dan II yang diangkat dari novel Ketika Cinta Bertasbih I dan II dan yang paling baru yaitu film Dalam Mihrab Cinta yang diangkat dari novel Dalam Mihrab Cinta. Film Dalam Mihrab Cinta masih belum beredar dalam bentuk kepingan kaset, tetapi sudah bisa ditonton di bioskop-bioskop dan dapat diunduh di situs www.youtube.com.
Umumnya film-film yang diangkat dari novel melibatkan dua orang penting yaitu pengarang dan sutradara. Cerita dalam novel ditentukan oleh sudut pandang pengarang, sementara cerita dalam film diatur oleh sutradara.  Maka dengan demikian, ketika novel difilmkan difilmkan maka cerita atau kisah yang diceritakan tidak lagi bertolak pada sudut pandang pengarang melainkan berpindah sudut pandang sutradara. Sudut pandang pengarang dan sudut pandang sutradara jelas berbeda. Sudut pandang pengarang berpusat pada kualitas novel dan seni bahasa, sedangkan sudut pandang sutradara berpusat pada kulaitas film dan untuk kepentingan komersial. Sehingga kita tidak heran, jika antara novel dan filmnya banyak perbedaan. Banyak peristiwa dalam novel tidak ditayangkan pada filmnya dan banyak pula peristiwa yang tidak ada dalam novel tetapi dalam filmnya ada. Ini semua tidak terlepas dari andil sutradara yang mengambil alih pemilikan cerita.
Namun, bagaimana jika pengarang novelnya sendiri yang menjadi sutradanya langsung dalam filmnya? apakah antara novel dan filmnya akan terjadi banyak perbedaan atau perbedaan tersebut hanya sedikit? Pertanyaan inilah yang membenak dalam hati peneliti sehingga peneliti ingin untuk mengakajinya. 
Kasus semacam ini terjadi pada film Dalam Mihrab Cinta yang di angkat dari novel Dalam Mihrab Cinta. Novel Dalam Mihrab Cinta ditulis oleh Habiburrahmana El Shirazy (Kang Abik) sekaligus menyutradarai film Dalam Mihrab Cinta.

Jumat, 01 Juni 2012

KEPASTIAN YANG KAU MAU

KAU MAU APA
Oleh: B.A.S

Kau mau apa
apa kau mau
mau
apa
kau

kau
mau
apa
kau mau apa

mau apa kau
apa mau
kau

kau
mau apa