HARI YANG TAK TERLUPAKAN
Kala itu langit mendung
Dan air mulai turun membasahi bumi
Kelopak daun yang kering kini basah
Pepohonan pun mulai segar di pandang
Namun ada sedikit keraguan dalam hati ini
Nampak olehku dua ekor burung hinggap di dahan
Mereka membuatku jatuh hati
Satu persatu dari mereka merayu dengan genitnya
Dengan suara yang merdu lembut
Sedang yang satu dengan suara menantang padaku
Untuk sekian kalinya aku, memilih
Dia yang merdu lembut merayu
Namun rasa yang kurasakan semakin berlalu
Dia pergi meninggalkanku
Bukan karena aku menduakannya
Di kala aku sendiri
Ketika burung itu meninggalkanku
Aku duduk sendiri di tepian teras
Tiba-tiba datang burung yang satu lagi
Teman burung yang lembut dan merdu yang meninggalkanku
Akhirnya ia menghiburku dengan tingkahnya yang tak ramah
Hari demi hari, waktu bergulir aku mulai merasakan sesak di hati
Mungkinkah ini rasa yang aku rasakan kepada burung yang selama ini menemaniku
Di kala kesedihanku
Aku mulai bangkit dari keterpurukan
Namun bayangan masa lalu membayangi jalanku untuk bersamanya
Dia yang menemaniku selama ini
Dan sekarang yang ada di dekatku
Yang menemaniku dalam suka, dukaku
Mungkin kala itu
Di mana aku menemukan rasa
Adalah hari yang indah
Dan hari yang tak dapat aku lupakan
Dalam sejarah hidupku, sampai kini
14 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar