Review 1
Gaya Bahasa dalam Kumpulan Puisi "Telepon Genggam" Karya Joko Pinurbo
Oleh:
Bagus Arif Setyawan
080401080115
Gaya Bahasa dalam Kumpulan Puisi "Telepon Genggam" Karya Joko Pinurbo merupakan judul skripsi karya Febry Nur Rafahmi. Dalam penelitiannya ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang banyak digunakan dalam kumpulan puisi Telepon Genggam karya Joko Pinurbo. Latar belakang dilakukannya penelitian ini karena di dalam kumpulan puisi Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian ini adalah (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, dan (4) gaya bahasa perulangan.
Penelitian ini cukup sesuai dengan aturan penulisan skripsi, baik penulisan maupun pembahasannya. Pada pembahasan mampu menjawab tujuan pembahasan yang dapat disimpulkan sebagai berikut: ditemukan pemakaian 8 gaya bahasa yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri sesuai bentuk dan konteks penggunaannya. Dalam kumpulan puisi Telepon Genggam karya Joko Pinurbo, gaya bahasa metafora dibagi menjadi 6 bentuk dan memiliki fungsi antara lain; (1) memberi penegasan sifat pada sebuah benda, (2) membentuk frasa-frasa benda yang imajinatif, (3) menciptakan imajinasi absurd untuk memperkaya makna puisi. Gaya bahasa personifikasi dalam kumpulan puisi Telepon Genggam dapat dibagi menjadi 4 bentuk dan memiliki fungsi antara lain; (1) melukiskan ciri fisik, perilaku serta sifat-sifat manusia pada benda mati untuk menghidupkan suasana dalam puisi, (2) melukiskan perilaku binatang pada benda mati untuk menekankan situasi mencekam. Gaya bahasa paradoks dibagi menjadi 2 bentuk dan memiliki fungsi antara lain;(1) mengungkapkan kritik secara implisit, (2) melukiskan suatu keadaan yang bersifat ironis. Gaya bahasa hiperbola dibagi menjadi 2 kelompok dan memiliki fungsi antara lain;(1) memberikan kesan dramatis dengan melebih-lebihkan intensitas jumlah, (2) memberikan kesan dramatis dengan melebih-lebihkan intensitas suasana. Gaya bahasa sinekdoke dibagi menjadi 2 bentuk dan memiliki fungsi antara lain; (1) memperindah pelukisan suasana dengan menyebutkan sebagian hal untuk mewakili keseluruhan, (2) memperindah pelukisan suasana dengan menyebutkan keseluruhan hal untuk mewakili sebagian dari hal tersebut. Gaya bahasa metonimia dibagi menjadi 5 kelompok dan memiliki fungsi antara lain; (1) mengkonkretkan suasana berdasarkan hubungan spasial, (2) mengkonkretkan kata benda abstrak, (3) mengkonkretkan sifat dan bentuk. Gaya bahasa aliterasi dibagi menjadi 6 kelompok dan memiliki fungsi antara lain; (1) menciptakan efek dramatis pada pelukisan suasana, (2) menciptakan efek dramatis pada pelukisan sifat. Sedangkan gaya bahasa asonansi dalam kumpulan puisi Telepon Genggam tersebut dibagi menjadi 5 kelompok dan memiliki fungsi antara lain; (1) menciptakan efek dramatis pada keadaan sebuah benda, (2) menciptakan efek dramatis pada sebuah peristiwa. Peneliti memaknai setiap gaya bahasa berdasarkan interpretasi peneliti sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar